IMAJILIVE.COM - Penggunaan Uang Elektronik (UE) di Sumatera Utara (Sumut) terus meningkat. Bulan September 2019, total UE yang beredar di Sumut ada sebanyak 2,02 juta dengan pangsa terbesar 63 persen berada di Kota Medan. Disusul Deliserdang, Binjai, Tebingtinggi dan Pematangsiantar.
Adapun mayoritas UE yang beredar merupakan 76 persen server-based dan 52 persen UE registered yang didominasi oleh pemain besar seperti OVO dan Gopay. Hal itu disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Sumut, Wiwiek Sisto Widayat di Medan, Kamis (8/11).
"Dari sisi transaksi, pada bulan September 2019 terjadi peningkatan transaksi UE 6,4 persen (mtm) dibandingkan bulan Agustus 2019 dan 7,7 persen (yoy) dibanding September 2018 seiring dengan semakin tingginya persaingan promo antar UE dan pemain baru sehingga meningkatkan akseptansi masyarakat," ucapnya.
Sedangkan, dari sisi perkembagan agen, imbuhnya, jumlah agen LKD juga turun tipis dari 13.071 pada Agustus 2019 menjadi 12.985 pada September 2019 walaupun meningkat dari 8.794 di September 2018. Transaksi melalui agen LKD di bulan September 2019 juga meningkat menjadi Rp1,02 triliun atau hingga 57 kali secara yoy, walau turun tipis secara mtm. Mayoritas transaksi adalah transfer dan payment (51%) diikuti top up (47%).
"Untuk perkembangan alat pembayaran menggunakan kartu (APMK), tercatat jumlah kartu ATM dan kartu kredit pada bulan September 2019 (510.741) turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya (543.365). Sedangkan, jumlah kartu ATM/D masih terus meningkat dimana kartu ATM di wilayah Sumut mayoritas diterbitkan oleh Bank Sumut. Penurunan kartu kredit ini disebabkan shifting minat masyarakat ke layanan online, misalnya layanan kredit tanpa kartu yang disediakan oleh e-commerce," jelasnya.
Lebih lanjut, ia menuturkan, transaksi ATM/D pada September turun tipis 2,3 persen (mtm) dan 3,2 persen (yoy) dengan pangsa terbesar antara tarik tunai dan transfer intrabank. Kemudian, untuk transaksi kartu kredit turun 4,8 persen secara mtm walaupun masih tumbuh 6,7 persen secara yoy.
Wiwiek kembali menerangkan, untuk elektronifikasi transaksi Pemda, tercatat persentase penerapan SP2D Online sebesar 76 persen, penerimaan Pemda nontunai 85 persen dan pengeluaran Pemda nontunai 97 persen. Elektronifikasi transaksi pemda terus diperluas pihaknya dengan mendorong kerjasama antara BPD dan perbankan serta mendorong pengembangan produk keuangan BPD khususnya dalam elektronifikasi.
"Hingga September 2019, telah disalurkan BPNT sebanyak Rp425,7 miliar kepada rata-rata 429.000 KPM penerima BPNT. Jumlah ini meningkat hingga 5,95 kali secara yoy karena perluasan jumlah penerima BPNT dari 51.000 KPM pada periode sebelumnya. Adapun PKH yang telah tersalurkan sebanyak Rp1,46 triliun kepada 429.000 KPM, meningkat 1,2 kali ytd karena skema baru Kemensos," ujarnya.
Sementara itu, elektronifikasi jalan tol tercatat tetap terjaga di 99,1 persen selama September hingga Oktober.